Tuesday, 30 August 2016

Kenapa Kuliah...?


            Pertanyaan ini adalah salah satu dari beberapa pertanyaan yang entah kenapa susah saya jawab. Seperti pertanyaan “Kenapa kamu daftar masuk TK? SD? SMP? SMA?” dan jujur, saya sempat searching tentang alasan mengapa seseorang harus kuliah—saking bingungnya. Namun mengingat saat P2MB, saya bertemu dengan belasan orang hebat dan memiliki kisah hidup yang keren; Akhirnya saya tau kenapa harus kuliah.
            Kuliah itu satu jalan dengan ribuan pencapaian.
            Kalau kamu kuliah, belajarnya bagus, ibadahnya rajin, organisasinya oke, IPKnya juga mantap, ribuan pekerjaan bakal menanti kamu. Dan tidak menutup kemungkinan beberapa kabar baik akan beruntun datang kepadamu, tidak dengan sendirinya dong. Ya makanya, harus kuliah!
            Selain kehendak orang tua untuk kuliah, saya juga ingin mengejar S1 dan tidak ingin pernah puas dalam menuntut ilmu. Agar nanti, dewasa kelak—kan masih 18 tahun belum dewasa sis­­—saya akan menjadi wanita yang dikejar, bukan mengejar. #ea
            Dan kalimat terbaik yang pernah saya dengar mengenai kenapa harus kuliah—khususnya untuk wanita, adalah kelak anakmu akan memintamu mengerjakan PR-nya. Kalau kamu tidak berpendidikan, bagaimana bisa kau mengajari anakmu? :)

Lalu, kenapa pilih ilmu komunikasi? 
        Nah, dan entah kenapa saya lebih suka dan lebih mudah menjawab pertanyaan ini dibanding pertanyaan sebelumnya ._.
            Saya memilih ilmu komunikasi karena ingin menjadi seperti Najwa Shihab dan Ellen DeGeneress. Itu adalah hal pertama yang membuat saya jatuh cinta dengan Ilmu Komunikasi. Saya tidak tahu apakah kedua publik figur tersebut berasal dari jurusan Ilmu Komunikasi atau tidak, but lets look bagaimana cara mereka berbicara, berkomunikasi, hingga mampu membuat orang di sekeliling mereka kagum—ilmu seperti itu hanya diperoleh di jurusan ilmu komunikasi.
            Demi apapun, saya benar-benar terpesona melihat Najwa Shihab. Hanya dengan tiga-empat kata dari mulutnya, petinggi negara bahkan bisa bungkam. Terlebih lagi Ellen DeGeneress. Ratusan ribu orang dari berbagai penjuru dunia sangat mencintainya karena selain karakternya yang loveable dan humble to the max, karyanya sudah melanglang buana dari berbagai aspek, mulai dari film (Ia adalah pengisi suara sebagai Dory dalam film “Finding Nemo” dan “Finding Dory”, mempunyai talkshow “The Ellen Show”—yang ini adalah andalang guwe—dan beberapa buku. Sudah ribuan orang terinspirasi karena kebaikannya dan suksesnya dalam berbagai bidang.
            Termasuk saya.
            Alasan selanjutnya saya memilih jurusan Ilmu Komunikasi adalah tak lain dan tak bukan di jurusan inilah passion saya bisa berkembang, Insya Allah. Sejak kecil, saya senang menulis. Ketika artis “Idola Cilik” sedang booming, saya iseng membuat cerbung (cerita bersambung) yang dimana tokoh-tokohnya adalah artis Idola Cilik itu sendiri. Sejak saat itu, saya mulai suka menulis cerpen, dan sempat berencana membuat sebuah novel—walau gagal :( (padahal sudah bab 14 dan tiba-tiba komputer saya rusak jadi datanya hilang hiks). Selain cerpen dan cerbung, saya juga suka menulis berita. Waktu itu saya ditunjuk sebagai perwakilan dari sekolah menjadi peserta lomba jurnalis KFL 2014 dan DBL 2015 (walau kalah juga wkwk). Dan hal tersebut semakin menarik hati saya untuk masuk dalam jurusan Ilmu Komunikasi.
            Semoga jurusan ini adalah jurusan yang terbaik, dan saya harap ini adalah kado terbaik dari Tuhan, aamiin. #ea :))

            Viva Communication!

Sunday, 28 August 2016

P2MB yang Keren untuk Mahasiswa Oke! (Super Late Post)


         
   ‘Masa paling indah itu bukanlah saat-saat kita SMA. Justru masa dalam hidup kita yang paling indah adalah saat kita duduk di bangku kuliah.’
            Kutipan tersebut saya dengar saat menerima materi dalam kegiatan P2MB (Penerimaan dan Pembinaan Mahasiswa Baru) Universitas Hasanuddin (UNHAS) yang dilaksanakan selama lima hari, pada tanggal 15 – 20 Agustus 2016.
            Tentu saja, P2MB Universitas Hasanuddin ini bukan sembarang P2MB. Dulu, orang-orang berpikir proses penerimaan adalah hal paling seram yang pernah ada. Langsung terbayang di benak kita betapa tersiksanya batin ini karena harus berhadapan dengan puluhan senior yang super tegas dan garang—belum lagi kalau mereka gondrong—apalagi kalau disuruh yang aneh-aneh seperti berenang di dalam parit, jalan jongkok, hingga berguling di atas lumpur.
            Bersyukurlah kita yang hidup di era modern. Di zaman ini, imej prosesi penerimaan MABA (Mahasiswa Baru) berubah total. Sekarang, prosesi penerimaan lebih mengarah pada hal-hal yang mendidik dan memotivasi mahasiswa untuk perkembangan diri mereka di masa-masa kuliahnya nanti.
            Begitupun dengan prosesi P2MB UNHAS. Yang dulunya disuruh merangkak, sekarang hanya disuruh duduk manis di kursi empuk—bahkan diberi snack sampai makanan berat. Yang dulunya digertak-gertak, sekarang justru diberi apresiasi, pujian, dan motivasi dari orang-orang hebat yang dulunya pernah menginjakkan kaki mereka di UNHAS itu sendiri. Dan jika dulu para MABA disuruh guling-guling di atas aspal, sekarang kita dengan bangganya bisa memakai baju putih, sepatu baru, memakai dasi, dan pastinya almamater kebanggaan warga Unhas, jas merah. Keren, kan!