Sunday, 23 October 2016

Bintang


Kau sebut itu bintang.
Ya, sumber cahaya yang amat terang.
Namun, tidak cukup satu untuk benderang;
Butuh banyak bintang untuk menjadikannya bersinar.

Katanya, bintang ini abadi
Menjadi penuntun tiap-tiap teori
Menjadi petunjuk di tata galaksi
Seperti harapan kami

"Kami?"
Tepat sekali.
Satu rumah dengan enam puluh sembilan jiwa
Satu jiwa dengan enam puluh sembilan makna
Satu makna dengan enam puluh sembilan cahaya

"Kami?"
Betul. Bukan saya, bukan engkau
Tetapi kami.


"Mengapa kami?"
Cobalah pahami, dalami, dan resapi
Satu bintang di luasnya langit berdiri sendiri
Ia bersinar, tetapi sendiri
Merasakan sunyi dan sepi

Tetapi Lihat!
Lihat jika bintang ramai di atas langit
Walaupun kecil, mereka memikat
Walaupun kerdil, mereka hebat

Kau sebut itu bintang.
Aku ingin, kami (baca: kita) adalah bintang.
Tidak sekedar menjadi penuntun, tidak sekedar menjadi petunjuk
Aku ingin, kita adalah bintang
Dengan satu makna, enam puluh sembilan cahaya
Dengan satu rumah, enam puluh sembilan makna

Aku ingin, kita adalah bintang
Bukan tentang siapa yang paling terang
Bukan tentang siapa yang sinarnya kurang
Tetapi kita, yang sejauh apapun melangkah, akan selalu pulang.

No comments: