Monday, 19 September 2016

Merdeka atau Bebas?

source Tumblr

Yup! Jadi, walau sebenarnya terlihat sama jika dilihat sekilas, bebas dan merdeka adalah dua hal yang sangat berbeda. 
            Menurut hasil diskusi yang diperoleh, kebebasan adalah kondisi dimana seseorang atau kelompok berhak melakukan apapun, mengatakan, maupun bertindak apapun tanpa berpikir panjang dan berlangsung spontan. Kebebasan tidak menuntut apapun, tidak mengikat, dan memberikan peluang kepada siapapun untuk melakukan apa saja. Bagaikan balon gas yang terbang dan meletus begitu saja. Berbeda dengan kemerdekaan, yaitu kondisi dimana seseorang maupun kelompok dapat melakukan hal yang diinginkan dan dapat mengeluarkan sesuatu yang ingin dikatakan, tetapi harus memikirkan tanggung jawab atas hak dan kewajibannya. Sesuatu yang merdeka sudah pastilah bebas, tetapi sesuatu yang bebas belum tentu merdeka.
            Lalu, bagaimana dengan perbedaan antara kebebasan berfikir dan kemerdekaan berfikir serta mengeluarkan pendapat?
            Berfikir dan mengeluarkan pendapat adalah dua hal yang saling berkaitan. Dalam kebebasan berfikir dan kebebasan mengeluarkan pendapat, tiap orang akan melontarkan apa yang ada dalam pikirannya—entah itu hal baik atau hal buruk—tanpa memilahnya terlebih dahulu. Artinya, apapun yang ada dalam pikirannya akan ia lontarkan tanpa memikirkan hak orang lain. Sebaliknya, kemerdekaan berpikir serta mengeluarkan pendapat sangat menghargai hal tersebut. Individu ataupun kelompok yang merdeka dalam berfikir dan mengeluarkan pendapat akan mem-filter apa yang dipikirnya dan mengeluarkan pendapat dengan bijak, tentu saja dengan menghargai perasaan serta hak orang lain.
            Jadi, apakah pantas dalam diri seseorang ataupun dalam sebuah kelompok memiliki kebebasan/kemerdekaan berpikir dan mengeluarkan pendapat?

            Tentu saja. Dan sebaiknya, setiap individu memiliki karakter yang merdeka dalam berfikir dan mengeluarkan pendapat. Manusia adalah makhluk sosial, mereka tak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Selain itu, karakter tersebut juga penting untuk para pemimpin—khususnya para petinggi—agar mereka tidak bertindak semaunya dan sewenang-wenang. Bukan hanya untuk para pemimpin sebenarnya, tetapi seluruh umat manusia. Agar mereka tahu bahwa mereka tak hidup sendiri. Agar rasa egois itu perlahan dapat diganti dengan kebersamaan. Agar tiap individu memahami kewajiban, hak, dan tanggung jawabnya. Dan agar mereka menghargai orang lain.

No comments: