source: Tumblr
“Rena Asih” adalah salah satu film Indie terbaik dengan ragam pesan bermakna dan telah mendapat banyak penghargaan. Beruntungnya, saya diberikan kesempatan untuk menonton film yang rilis tahun 2014 ini.
Film indie
dengan nuansa musikal ini menceritakan tentang seorang anak bernama Damar—yang
diberi nama oleh ayah dan ibunya yang berarti ‘penerang’—yang hari-harinya
penuh dengan perjuangan. Dimulai dari keinginannya membeli baju tim sepak bola
favoritnya; Arema Malang dan tekadnya yang ingin mengikuti Ujian Nasional
hingga lulus namun tunggakan SPP-nya terus bertambah. Ditambah lagi, kondisi
ekonomi keluarganya yang buruk dan mengakibatkan banyak masalah, dua
diantaranya adalah dicabutnya listrik dari rumah Damar lantaran sang ibu sudah
menunggak pembayaran selama kurang lebih empat bulan, serta didatangi seseorang
yang sudah lama menagih utang padanya.
Beruntunglah,
ibunda Damar adalah pejuang.
Dengan
semangat dan rasa tanggung jawab, ibunda rela melakukan pekerjaan apapun—bahkan
kerja kasar sekalipun; Seperti yang dikatakan Kirana, kakak Damar—untuk
anak-anaknya. Dan hal tersebut membuat Damar semakin semangat menjalani
hidupnya. Dan pada akhirnya, Damar dapat lulus SD dan meraih peringkat pertama
peraih nilai Ujian Nasional tertinggi.
Film Rena
Asih adalah film Indie yang kaya akan pesan moral—semua film Indie saya pikir
seperti itu—terlebih lagi banyak pesan-pesan yang disampaikan lewat senandung
lagu yang serat makna. Pesan terpenting yang saya dapat dari film ini adalah
semua orang adalah pejuang. Semua orang akan sukses pada jalannya
masing-masing. Namun, sukses butuh modal. Modal semangat dan pantang menyerah.
Dan yang paling penting, diimbangi dengan doa.
Walau
sebenarnya banyak pesan yang disampaikan, tak bisa dipungkiri sesuatu pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan; tak terkecuali film Rena Asih ini sendiri.
Pada saat pembukaan, misalnya. Ketika terdengar Gol oleh Arema pada siaran
Radio, acting Damar dalam
mengekspresikan kebahagiaannya terlihat kaku—namun saat adegan-adegan
selanjutnya, Damar berhasil mengekspresikan mimiknya dengan baik—. Dan hal yang
mungkin menurut saya ganjil adalah ketika Damar menerima surat hasil Try Out Ujian Nasional. Isi amplop
tersebut terlihat kosong dan tidak ada kop pada halaman depan amplop pada
awalnya, namun ketika scene
selanjutnya tiba-tiba amplop tersebut sudah memiliki kop.
Dan mengenai
alur cerita, entah saya yang memang tidak mengerti atau bagaimana, terlalu
banyak plot atau alur yang membuat
saya susah menangkap inti permasalahan Damar, karena semua digambarkan dalam
film ini, artinya tidak hanya terfokus pada satu hal, seperti mungkin keinginan
Damar yang ingin menjadi pemain sepak bola atau keinginan Damar menjadi anak
pintar—dalam film ini, Damar digambarkan secara umum, tidak secara khusus.
Mungkin itu saja. Selebihnya, keren! <3
No comments:
Post a Comment