Wednesday, 21 September 2016

Review Film : "Rena Asih"


source: Tumblr

Rena Asih” adalah salah satu film Indie terbaik dengan ragam pesan bermakna dan telah mendapat banyak penghargaan. Beruntungnya, saya diberikan kesempatan untuk menonton film yang rilis tahun 2014 ini.
                Film indie dengan nuansa musikal ini menceritakan tentang seorang anak bernama Damar—yang diberi nama oleh ayah dan ibunya yang berarti ‘penerang’—yang hari-harinya penuh dengan perjuangan. Dimulai dari keinginannya membeli baju tim sepak bola favoritnya; Arema Malang dan tekadnya yang ingin mengikuti Ujian Nasional hingga lulus namun tunggakan SPP-nya terus bertambah. Ditambah lagi, kondisi ekonomi keluarganya yang buruk dan mengakibatkan banyak masalah, dua diantaranya adalah dicabutnya listrik dari rumah Damar lantaran sang ibu sudah menunggak pembayaran selama kurang lebih empat bulan, serta didatangi seseorang yang sudah lama menagih utang padanya.
                Beruntunglah, ibunda Damar adalah pejuang.
                Dengan semangat dan rasa tanggung jawab, ibunda rela melakukan pekerjaan apapun—bahkan kerja kasar sekalipun; Seperti yang dikatakan Kirana, kakak Damar—untuk anak-anaknya. Dan hal tersebut membuat Damar semakin semangat menjalani hidupnya. Dan pada akhirnya, Damar dapat lulus SD dan meraih peringkat pertama peraih nilai Ujian Nasional tertinggi.
                Film Rena Asih adalah film Indie yang kaya akan pesan moral—semua film Indie saya pikir seperti itu—terlebih lagi banyak pesan-pesan yang disampaikan lewat senandung lagu yang serat makna. Pesan terpenting yang saya dapat dari film ini adalah semua orang adalah pejuang. Semua orang akan sukses pada jalannya masing-masing. Namun, sukses butuh modal. Modal semangat dan pantang menyerah. Dan yang paling penting, diimbangi dengan doa.
                Walau sebenarnya banyak pesan yang disampaikan, tak bisa dipungkiri sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan; tak terkecuali film Rena Asih ini sendiri. Pada saat pembukaan, misalnya. Ketika terdengar Gol oleh Arema pada siaran Radio, acting Damar dalam mengekspresikan kebahagiaannya terlihat kaku—namun saat adegan-adegan selanjutnya, Damar berhasil mengekspresikan mimiknya dengan baik—. Dan hal yang mungkin menurut saya ganjil adalah ketika Damar menerima surat hasil Try Out Ujian Nasional. Isi amplop tersebut terlihat kosong dan tidak ada kop pada halaman depan amplop pada awalnya, namun ketika scene selanjutnya tiba-tiba amplop tersebut sudah memiliki kop.
                Dan mengenai alur cerita, entah saya yang memang tidak mengerti atau bagaimana, terlalu banyak plot atau alur yang membuat saya susah menangkap inti permasalahan Damar, karena semua digambarkan dalam film ini, artinya tidak hanya terfokus pada satu hal, seperti mungkin keinginan Damar yang ingin menjadi pemain sepak bola atau keinginan Damar menjadi anak pintar—dalam film ini, Damar digambarkan secara umum, tidak secara khusus.
Mungkin itu saja. Selebihnya, keren! <3

No comments: