Wednesday, 28 December 2016

Ndong's on Tumblr!

Hy gaez, maaf ya menghilang lagi, seperti biasanya. Diri ini terlalu sibuk (baca: malas) untuk menulis dan lebih memilih tidur hingga matahari beranjak tinggi sembari mengarungi lautan mimpi~
Sebenarnya banyak hal yang ingin saya share. Acara ulang tahun yang super sederhana tapi momento banget, tentang proses sosialisasi almamater di KOSMIK yang sudah selesai, dan tentang 'dunia'-ku yang sudah mulai berotasi, tidak se-stak biasanya.

Maafkan diri ini yang terpengaruh oleh bisikan-bisikan kasur yang menyuruhku untuk bobo terus :(

Lalu, ada kabar lain. Jadi, sebenarnya, saya punya dua blog. Yang satunya itu di Tumblr. Sebenarnya udah lama, cuman baru tau pake sekarang. Nah, karena 'bahagia' banget sama si Tumblr itu, jadi jarang deh main disini. Maafkan daku sekali lagi yah gengs~

Tapi serius, main di Tumblr emang seru, sih. (Maw berbagi kebahagiaan ceritanya) Kalian bisa nge-reblog postingan orang lain, kayak sosmed-sosmed pada umumnya (Line, Twitter, Facebook, etc.) dan berbicara soal desain, Tumblr emang jawara. Minimalis dan love-able banget pokoknya. Bisa dibilang, Tumblr itu blog rasa bukan blog /apasih

Sebenarnya nggak mau banding-bandingin, sih, Blogger sama Tumblr mah bagus keduanya. Kalo di Blogger feel nge-blog lebih kerasa, kalo di Tumblr feel nge-up-to-date lebih kerasa. Kalo di Blogger kalian nge-posting emang tampilannya blog-able gitu. Kalo mau nge-post di Tumblr, rasanya kayak update status.

Suka sih sama keduanya. Cuman yaa, mau nggak mau bakal ada saat dimana harus memilih satu untuk terus on :( Ya bakal diusahain on di keduanya sih, walau itu berat seperti rindu~~

Haha udah ya, daripada gak jelas kedepannya, kayak hubungan ini hm /nah kan beneran gak jelas

bdw, jalan-jalan ke blogku yang Tumblr ya! 

(halaman awal blog Tumblr guwe, hehe)



Thursday, 1 December 2016

Wednesday, 30 November 2016

Tentang Bintang dan Rumahnya







Kita adalah bintang yang terkadang gundah, gelisah, hingga saling menuai amarah namun pada akhirnya bersatu dalam sebuah rumah. Rumah yang entah mengapa, selalu punya seribu satu cara untuk membuat kita jatuh cinta.
Semoga kalimat kedua bisa selamanya, bukan hanya detik-detik pasca saja!

ps : terimakasih untuk kakak-kakak yang menjepret, kalian keren!

Saturday, 19 November 2016

Kita.


Cinta kita; pada dasarnya memang sederhana. Dan harus sederhana. Hanya perlu aku, kau, dan ikatan benang biru-merah. Sudah. Selebihnya, biarkan semesta bekerja.
Nda ribetji toh?

CHECK THIS OUT, GUYS!


Jadi, setelah menjadi penunggu yang baik (apa-apaan haha), akhirnya official YouTube KOSMIK; KOSMIK TV merilis update Nuansa Unik dan Radikal (NURANI) 2016 yang dilaksanakan di Desa Embun Pagi kecamatan Tinggi Moncong, Gowa pada tanggal 28-30 Oktober 2016. Walau sepersekian menit, semua cerita masih tergambar sangat jelas dan pastinya, selalu bikin rindu.

Tunggu official short movie-nya, ya! Dan ceritanya dari blog ini, hehe. Pantang terus!

Sunday, 13 November 2016

Ada Sebuah Dunia


Ini tentang belajar.
Belajar memaknai, belajar menyikapi.
Kau bercerita, aku mendengar.
Aku bercerita, kau tidak mendengar.....

'Mengapa?'

Karena hanya aku yang menganggapmu dunia.
Dan kau, tidak.


Tuesday, 1 November 2016

Tentang Menunggu


People can really change.
When they're far away from each other, their hearts will change.
It's so cruel that the only thing i can do is wait....

-Mouri Ran on "Detective Conan"

Tentang Mencari


Aku pontang-panting mencarimu.
Mencari kenyataan bahwa pada kenyataannya, kau tidak mencari. 

Mondar-mandir, kesana kemari, naik turun, pergi sana sini. 

Dan semua 'ber-hasil'. 

Hasilnya, nihil.
Sekali lagi, kau tidak mencari.


-N

When The Cloud was Speak (3)






Sunday, 23 October 2016

Bintang


Kau sebut itu bintang.
Ya, sumber cahaya yang amat terang.
Namun, tidak cukup satu untuk benderang;
Butuh banyak bintang untuk menjadikannya bersinar.

Katanya, bintang ini abadi
Menjadi penuntun tiap-tiap teori
Menjadi petunjuk di tata galaksi
Seperti harapan kami

"Kami?"
Tepat sekali.
Satu rumah dengan enam puluh sembilan jiwa
Satu jiwa dengan enam puluh sembilan makna
Satu makna dengan enam puluh sembilan cahaya

"Kami?"
Betul. Bukan saya, bukan engkau
Tetapi kami.

Friday, 21 October 2016

Waktu


Kita bertemu.
Entah apa alasan Tuhan menggiring kita pada satu waktu.
Aku tak tahu,
Dan kau.
Bagaimana menurutmu?

Entah apa maksudmu
Sedikit lagi aku akan mendapatkannya.
Banyak jalan yang kujalani demi altar yang telah diidamkan..
Namun sayang,
Waktu tak sayang.
Waktu tak setuju.

Ketahuilah...
Waktu juga merindu.
Rindu bagaimana ketika aku dan kau.
Waktu juga merindu.
Rindu pada rindu yang kau tabuh.

Lantas, aku harus apa?
Siapa yang harus kusalahkan?
Waktu yang tak tepat waktu hingga aku melewatkan?
Aku yang tak mampu memulai?
Atau kau; yang pergi hingga bahkan memulaipun, aku tak sanggup?

Begini.
Berjuang itu, sebenarnya; lebih mudah dari menunggu.
Kau kira menunggu itu gampang?
Bahkan waktu pun, menunggu kapan waktunya!


*(Sekali lagi, di kala itu, saat dilarang masuk kelas MKU Bahasa Inggris karena telat, Ninda dan Haykal menulis apa yang sebenarnya terlalu berlebihan jika ditulis.)

-2016

Monday, 17 October 2016

Senja (1)


Senyummu adalah senja;
sekilas dan bersarat.
Sarat cinta, sarat makna.
-n

Untukmu (3)

source: Tumblr.com

Matamu adalah racun.
Tidak membunuh, tapi menyakitkan.
Menyakitkan..
Karena matamu tak tahu, 
mataku sering menatapmu.

Sebenarnya, mata ini tidak minta terima kasih.
Hanya.. cobalah, hargai; walau setitik.
Tidak semua orang mau menikmati racun.
Tidak semua orang merasa nyaman menatapmu.
Tapi, aku ada.
Aku mau.
Aku nyaman.
-n

Saturday, 15 October 2016

Untukmu (2)

source:shuttershock.com

Namanya pemberi hidayah dan pertolongan.
Dia baik. Dia cerdik, humoris, dan menarik.
Senyumnya membuat cahaya.
Kau tahu, warna matanya beragam. Kadang cerah, mendung, bahkan hujan. 
Siang dan malamku adalah dia.
Apa yang dikatakannya, bagiku adalah makna.
Apa yang dirasakannya, bagiku adalah bahagia.
Aku tahu.
Aku tahu, baginya, aku adalah angin senja.
Sekadar datang dan pergi tanpa sengaja.
Sekadar lewat dan memberi secuil bekas di pelipis dan rambutnya. 
-n

Friday, 14 October 2016

#SemangatNURANI !


Perkenalkan,
Kita.
Satu hati yang mendiami 69 insani.
Kita akan terpaut, terhubung, dan terikat satu sama lain.
Bersama dalam arus yang sama, menuju muara yang sama.

Perkenalkan,
Kita.
Satu hati yang mendiami 69 nurani.
Kita adalah satu hati,
yang kemanapun pergi,
akan selalu kembali.

(terimakasih untuk kanda Irfan dan Taufik yang kalimat-kalimatnya membantu saya menulis sajak yang belum dapat dinamakan sajak ini. Kalian keren!)


Thursday, 13 October 2016

Rindu.


Tidak semua orang betah merindu
Bayangkanlah, mata ingin bertemu
Raga ingin menjamu
Semua hanya ada dalam bayangmu

Tidak semua orang ingin merindu
Malam dipenuhi kelabu
Siang diliputi kemarau
Semua menyiksa dirimu

Tidak semua orang mau merindu
Otakmu beku,
Jiwamu layu
Mulutmu hanya mampu diam dan bisu

Lantas, bagaimana?
Bagaimana mereka yang menyukai rindu atas makna?
Bagaimana mereka yang rindu dalam lara?
Bagaimana?

Lantas, apa?
Apa arti rindu menurut mereka, sekuntum-sekuntum jiwa?
Apa yang membuat rindu apa adanya?
Apa?

Ah, rindu
Jangan mau merindu
Rindu bukan sekedar rindu
Rindu adalah penyakit kalbu yang kaku

Rindu...
Jangan mau merindu
Rindu adalah tanggungjawab
Uniknya, rindu adalah nikmat
Mengapa?
Sebab, rindu adalah bejat yang beradab

Jangan mau merindu!
Tapi kalau mau, coba saja
Tapi, jangan deh!
Rindu itu berat.


Saturday, 8 October 2016

Cerita tentang Mawar


Ini tentang mawar.
Bunga yang cantik dan menawan ketika mekar.
Ia baik, pintar dalam menjaga diri.
Sayangnya, kepintarannya dalam menjaga diri kadang menyakiti orang lain..
Dengan duri dibatangnya, dengan senjata andalannya.

Disini, aku beku.
Rerintik hujan membekukan hatiku.
Kau memberiku payung untuk berlindung, dan kau berlindung bersama dibawah jaket kulitmu yang khas aroma tubuhmu.

Disini, aku beku.
Mataku. Beku.
Kau memberiku payung untuk berlindung, dan disana, kau memberi kehangatan kepada mata yang lain.

Semoga bukan aroma mawar yang tercium bersama lembabnya udara dingin sehabis hujan dari balik jaketmu.
Karena durinya sudah lama tertancap menyesakkan paru-paruku.

Namun, tampaknya, bunga favorit sang penyair adalah mawar.
Kelihatannya, kala hujan sang penyair enggan memalingkan pandangannya dari cantiknya mawar.
Kenapa?
Apa mawar itu simbol dari keromantisan dan feminisme?

Ahh, sayang....
apa hanya kontrasnya warna mawar itu? Sehingga bunga lain menjadi tenggelam bersama malam?

Lalu seseorang berceletuk.

"Belajarlah!"

Jangan bersedih.
Walaupun kau bukan bunga mawar, kau adalah kaktus. Bunga yang sangat indah, mampu bertahan dari gersangnya harapan, panasnya cemburu walau hanya dengan setetes perhatian yang membasahi akaranya.
Tapi ingatlah saat kaktus mekar, bahkan mawarpun akan layu.
Karena bunga kaktus mekar penuh perjuangan dan cinta darinya dan untuknya.

(Ditengah derasnya hujan, bersama Kakak yang sejatinya tak bisa diam (baca: Kak Agung Dewantara). Terimakasih sudah mau galau bersama!)

Untukmu (1)


Iya, pergilah kemanapun. 
Sesukamu. 
Sejauh apapun. 
Sesukamu.
Melarangmu bukan hal yang baik. 
Karena aku tahu,
Kau pasti pulang, bukan?

Thursday, 22 September 2016

Apa Kabar 'Kamu' yang Suka Mengabarkan?


-Apa itu media?
                Media adalah wadah untuk menyambung aspirasi, kegiatan, dan segala hal yang menyangkut kepribadian masyarakat, baik secara umum bahkan mungkin secara khusus. Media dapat menjadi sugesti untuk masyarakat membeli atau menjual sesuatu, contohnya dalam iklan; Baik itu iklan pada media elektronik maupun media cetak. Media memberitahukan apa yang perlu diketahui khalayak umum, seperti berita. Media memberikan wawasan yang edukatif tetapi juga hal menyenangkan, seperti Laptop si Unyil dan kartun Dora The Exploler. Ibaratkan untuk melihat sebuah dunia, media adalah indra yang digunakan untuk melihatnya.
                Namun, jika berbicara tentang media saat ini, banyaklah permasalahannya. Dulunya media berperan utama dalam ‘memanusiakan manusia’. Media berfungsi sebagai pengawas, berkomunikasi, sebagai pendidik, dan perekat sosial. Namun dewasa ini, fungsi media tidak lagi dijalankan dengan baik. Tidak perlu dijabarkan berapa macam hal negatif yang diakibatkan media. Tidak perlu dijelaskan sudah berapa ratus kabar yang dilontarkan media yang hanya diinginkan masyarakat, bukan yang dibutuhkan masyarakat.
-Bagaimana kaitan media dan komunikasi?
                Komunikasi adalah proses antara memberi dan menerima informasi, dimana kedua belah pihak (dan/atau lebih) yang berkomunikasi memahami apa yang mereka beri dan apa yang mereka terima satu sama lain. Mengenai hubungannya dengan media, komunikasi adalah satu cara bagaimana media bekerja. Media menyampaikan informasi. Nah, menyampaikan informasi adalah pengertian komunikasi, hehe. Jadi, tanpa komunikasi yang baik, media pun tidak akan bekerja dengan baik. Sehingga, apa yang diterima oleh sasaran media itu sendiri juga akan memiliki pemikiran yang salah.
-Solusi untuk media saat ini?
                Sebenarnya kita tidak dapat memberikan solusi untuk media, toh mereka juga mungkin saja tidak akan menghiraukan kita. Yang patut diberi solusi disini adalah pemakai, penerima, dan pelaku media itu sendiri.
                Penerima informasi—atau apapun sejenisnya—dari media harus berfikir kritis dan memahami dengan baik apa yang ia terima. Bukan sekedar mengiyakan dan menyebarluas apa yang menurutnya benar, tetapi memahami dengan baik dan mengoreksi jika apa yang dipaparkan media memang tidak sesuai dengan realita yang ada.
                Pelaku media harus lebih pandai dalam mengelola informasi. Walaupun banyak media yang menyebarluaskan konten tidak senonoh dan sejenisnya, kita harus bisa mempengaruhi lebih banyak pelaku agar mereka mampu meminimalisir hal tersebut, dengan cara mengajak mereka menampilkan informasi yang lebih bermanfaat dan berguna bagi orang lain.

            

Wednesday, 21 September 2016

Review Film : "Rena Asih"


source: Tumblr

Rena Asih” adalah salah satu film Indie terbaik dengan ragam pesan bermakna dan telah mendapat banyak penghargaan. Beruntungnya, saya diberikan kesempatan untuk menonton film yang rilis tahun 2014 ini.
                Film indie dengan nuansa musikal ini menceritakan tentang seorang anak bernama Damar—yang diberi nama oleh ayah dan ibunya yang berarti ‘penerang’—yang hari-harinya penuh dengan perjuangan. Dimulai dari keinginannya membeli baju tim sepak bola favoritnya; Arema Malang dan tekadnya yang ingin mengikuti Ujian Nasional hingga lulus namun tunggakan SPP-nya terus bertambah. Ditambah lagi, kondisi ekonomi keluarganya yang buruk dan mengakibatkan banyak masalah, dua diantaranya adalah dicabutnya listrik dari rumah Damar lantaran sang ibu sudah menunggak pembayaran selama kurang lebih empat bulan, serta didatangi seseorang yang sudah lama menagih utang padanya.
                Beruntunglah, ibunda Damar adalah pejuang.
                Dengan semangat dan rasa tanggung jawab, ibunda rela melakukan pekerjaan apapun—bahkan kerja kasar sekalipun; Seperti yang dikatakan Kirana, kakak Damar—untuk anak-anaknya. Dan hal tersebut membuat Damar semakin semangat menjalani hidupnya. Dan pada akhirnya, Damar dapat lulus SD dan meraih peringkat pertama peraih nilai Ujian Nasional tertinggi.
                Film Rena Asih adalah film Indie yang kaya akan pesan moral—semua film Indie saya pikir seperti itu—terlebih lagi banyak pesan-pesan yang disampaikan lewat senandung lagu yang serat makna. Pesan terpenting yang saya dapat dari film ini adalah semua orang adalah pejuang. Semua orang akan sukses pada jalannya masing-masing. Namun, sukses butuh modal. Modal semangat dan pantang menyerah. Dan yang paling penting, diimbangi dengan doa.
                Walau sebenarnya banyak pesan yang disampaikan, tak bisa dipungkiri sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan; tak terkecuali film Rena Asih ini sendiri. Pada saat pembukaan, misalnya. Ketika terdengar Gol oleh Arema pada siaran Radio, acting Damar dalam mengekspresikan kebahagiaannya terlihat kaku—namun saat adegan-adegan selanjutnya, Damar berhasil mengekspresikan mimiknya dengan baik—. Dan hal yang mungkin menurut saya ganjil adalah ketika Damar menerima surat hasil Try Out Ujian Nasional. Isi amplop tersebut terlihat kosong dan tidak ada kop pada halaman depan amplop pada awalnya, namun ketika scene selanjutnya tiba-tiba amplop tersebut sudah memiliki kop.
                Dan mengenai alur cerita, entah saya yang memang tidak mengerti atau bagaimana, terlalu banyak plot atau alur yang membuat saya susah menangkap inti permasalahan Damar, karena semua digambarkan dalam film ini, artinya tidak hanya terfokus pada satu hal, seperti mungkin keinginan Damar yang ingin menjadi pemain sepak bola atau keinginan Damar menjadi anak pintar—dalam film ini, Damar digambarkan secara umum, tidak secara khusus.
Mungkin itu saja. Selebihnya, keren! <3

Tuesday, 20 September 2016

Mahasiswa itu.......?

(contoh mahasiswa yang keren)

... banyak deskripsinya.
           
            Pertanyaan pertama dan yang paling utama sekaligus menjadi pembuka dalam diskusi adalah “mengapa menjadi mahasiswa?
Setiap orang memiliki pendapat dan perspektif yang berbeda, dong. Ada yang ingin memperbaiki kualitas diri, menjadi pribadi yang lebih baik lagi, keinginan orang tua, bahkan ada yang menganggap kata mahasiswa hanyalah formalitas dalam pendidikan atas anggapan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang paling tinggi derajatnya diantara pelajar lain—seperti siswa SMP dan SMA.
            Dan menurut pandangan saya—yang sempat ditertawakan oleh Kak Mira dan Kak Mino—tentang mengapa menjadi mahasiswa, tentunya untuk belajar, lah!
Belajar tentang hal apapun. Belajar dalam kelas, belajar menghargai, belajar berteman, belajar mengamati—bukan hanya sekedar melihat, dan yang paling penting adalah belajar bertanggung jawab. Yang kedua, tentu saja ada banyak hal menarik yang diperoleh oleh mahasiswa yang tidak diperoleh seseorang yang tidak menjadi mahasiswa. Contohnya, belajar berorganisasi dengan baik dan lebih kompleks.
            Lalu, bagaimana tentang mahasiswa yang hanya ingin menyandang status gengsi dan hanya bangga atas dirinya karena telah menjadi mahasiswa?
            Sebenarnya, boleh saja bangga menjadi mahasiswa. Tapi, banggalah sewajarnya. Mahasiswa adalah maha dari segala siswa. Artinya, ia mau tak mau harus berpikir kedepan, menjadi teladan, dan mampu memahami keadaan di lingkungan sekitarnya. Sangat tidak pantas disebut mahasiswa jika ia hanya berfoya-foya dan membanggakan diri dengan congkak karena bahagia menjadi mahasiswa—terlebih lagi mahasiswa UNHAS. Cobalah jadikan status ‘mahasiswa’ tersebut sebagai hal untuk membakar semangat dalam jiwa untuk berpikir kritis dan maju ke depan.
            Satu kata yang menggambarkan mahasiswa?
            Mahasiswa itu, harus cekatan!

Monday, 19 September 2016

Merdeka atau Bebas?

source Tumblr

Yup! Jadi, walau sebenarnya terlihat sama jika dilihat sekilas, bebas dan merdeka adalah dua hal yang sangat berbeda. 
            Menurut hasil diskusi yang diperoleh, kebebasan adalah kondisi dimana seseorang atau kelompok berhak melakukan apapun, mengatakan, maupun bertindak apapun tanpa berpikir panjang dan berlangsung spontan. Kebebasan tidak menuntut apapun, tidak mengikat, dan memberikan peluang kepada siapapun untuk melakukan apa saja. Bagaikan balon gas yang terbang dan meletus begitu saja. Berbeda dengan kemerdekaan, yaitu kondisi dimana seseorang maupun kelompok dapat melakukan hal yang diinginkan dan dapat mengeluarkan sesuatu yang ingin dikatakan, tetapi harus memikirkan tanggung jawab atas hak dan kewajibannya. Sesuatu yang merdeka sudah pastilah bebas, tetapi sesuatu yang bebas belum tentu merdeka.
            Lalu, bagaimana dengan perbedaan antara kebebasan berfikir dan kemerdekaan berfikir serta mengeluarkan pendapat?
            Berfikir dan mengeluarkan pendapat adalah dua hal yang saling berkaitan. Dalam kebebasan berfikir dan kebebasan mengeluarkan pendapat, tiap orang akan melontarkan apa yang ada dalam pikirannya—entah itu hal baik atau hal buruk—tanpa memilahnya terlebih dahulu. Artinya, apapun yang ada dalam pikirannya akan ia lontarkan tanpa memikirkan hak orang lain. Sebaliknya, kemerdekaan berpikir serta mengeluarkan pendapat sangat menghargai hal tersebut. Individu ataupun kelompok yang merdeka dalam berfikir dan mengeluarkan pendapat akan mem-filter apa yang dipikirnya dan mengeluarkan pendapat dengan bijak, tentu saja dengan menghargai perasaan serta hak orang lain.
            Jadi, apakah pantas dalam diri seseorang ataupun dalam sebuah kelompok memiliki kebebasan/kemerdekaan berpikir dan mengeluarkan pendapat?

            Tentu saja. Dan sebaiknya, setiap individu memiliki karakter yang merdeka dalam berfikir dan mengeluarkan pendapat. Manusia adalah makhluk sosial, mereka tak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Selain itu, karakter tersebut juga penting untuk para pemimpin—khususnya para petinggi—agar mereka tidak bertindak semaunya dan sewenang-wenang. Bukan hanya untuk para pemimpin sebenarnya, tetapi seluruh umat manusia. Agar mereka tahu bahwa mereka tak hidup sendiri. Agar rasa egois itu perlahan dapat diganti dengan kebersamaan. Agar tiap individu memahami kewajiban, hak, dan tanggung jawabnya. Dan agar mereka menghargai orang lain.

Sunday, 18 September 2016

Cerita tentang Peng-'Qurban'-an


Dia menolak lensa.
Berpikir dalam hati dan bertanya.
Tahu sedikit lagi tinggal nama.
Semua terbukti dari matanya yang memberitahu dunia.
Tapi tenang, matinya tidak sia-sia.
Kisahnya bahkan tertera di kitab suci umat manusia.
Yang tersebar di kalangan muda maupun tua.
Untukmu, sapi yang diqurban ayah atas nama Allah.
Semoga berkah. :)


(Idul Adha 2016)

Wednesday, 7 September 2016

Komunikasi; Bukan Sekedar Berkomunikasi

source: weheartit

“Ah, jurusan komunikasi mah gampang, kan kerjanya Cuma berkomunikasi.”
                Pernyataan tersebut sering dilontarkan beberapa orang mengenai jurusan (departemen) Ilmu Komunikasi. Entah tahu atau tidak, padahal sebenarnya komunikasi tidak sesederhana itu.
                Seperti yang disampaikan oleh Kak Hadjir kemarin, Selasa 6/9/2016 dalam agenda PIKNIK yang bertempat di taman FISIP bahwa ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang rumitnya komunikasi. Seperti jurusan-jurusan SOSPOL lain yang memiliki manusia sebagai objek materialnya, dan berkomunikasi sebagai objek ‘tak terlihat’-nya. Kakak yang pernah menjabat sebagai Kaisar KOSMIK periode 2013-2014 itu juga mengemukakan bahwa komunikasi adalah hal yang kompleks. Artinya, banyak perbedaan di dalamnya yang harus kita mengerti satu sama lain. Contohnya, attitude, gaya bahasa, mimik wajah, hingga nada suara sekalipun. Coba pikirkan, tak ada manusia yang memiliki mimik wajah yang sama, kan?
                Itulah yang disebut ‘kompleksitas’ dalam ilmu komunikasi.
                Komunikasi juga ternyata dibutuhkan oleh ilmu untuk menjadi eksis dan bersifat lintas batas. Maksudnya, komunikasi adalah induk dari semua ilmu. Coba bayangkan jika sebuah ilmu tidak disampaikan kepada orang lain, atau tidak ditulis melalui buku dan tidak dibagikan lewat media sosial. Bagaimana caranya sebuah ilmu dapat dipelajari?
                Hal terakhir yang saya peroleh—maksudnya yang saya tulis—tentang materi komunikasi adalah tentang teori Marthin Sellingman yang menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bagaimana kita berdialog. Muncullah pengertian antara bertemu dan berjumpa yang ternyata saaaaangat berbeda. Jika kita bertemu, it feels like ‘kau hanya tau saya, tapi tidak dengan ceritaku’. Dan saat bertemu, tidak ada perasaan yang berubah. Berbeda ketika kita berjumpa, hal tersebut bersifat sebaliknya. Ada cerita, saling berbagi, dan ada perasaan yang berubah.
                Dan menurut saya, perjumpaan adalah hal menarik yang pernah ada.